ARTIKEL
NONTON
LIAT - LIAT

YANG PALING BARU NIH DUL !

Sebelum kematian Sang Vocalist ,album One More Light Linkin Park sudah memberikan sinyal

(Source : billboard.com)


Kabar kematian Mas Chester Bennington (Vocalist Linkin Park) yang sempat membuat dunia berhenti berdegup sekejap , ternyata diduga memiliki rahasia mendalam yang tersirat di album ONE MORE LIGHT yang sempat "meledak".

Sebelum kematiannya , Mas Chester Bennington sempat membawa album One More Light ini ke puncak teratas , namun ketika Linkin Park sedang berada di puncak popularitasnya , Mas Chester Bennington meninggal dunia.

(Source : Rollingstone.com)

Genre baru yang dibawakan di album terbaru Linkin Park tersebut diduga memang memiliki lirik lirik yang seakan akan ungkapan perpisahan dari Sang Vocalist.

Mas Chester Bennington seperti sudah mengetahui bahwa dirinya akan pergi untuk selamanya sehingga lirik lirik lagu di album ONE MORE LIGHT seperti halnya sebuah surat wasiat yang berisikan permintaan maaf ,pengakuan kesalahan - kesalahan , dan ungkapan hati yang belum sempat terungkap yang rangkum dalam makna yang dalam.


Berikut lagu lagu album One More Light beserta terjemahannya.


1. ONE MORE LIGHT



Should've stayed, were there signs, I ignored?Seharusnya sudah ada, adakah tanda-tanda, aku abaikan?Can I help you, not to hurt, anymore?Bisakah aku membantumu, untuk tak tersakiti, lagi?We saw brilliance, when the world, was asleepKita melihat kecemerlangan, saat dunia sedang tertidurThere are things that we can have, but can't keepAda hal yang bisa kita miliki, tapi tak bisa terus

If they sayBila mereka berkataWho cares if one more light goes out?Sipa yang peduli bila satu dari banyak cahaya redup?In a sky of a million starsDi langit sejuta bintangIt flickers, flickersBerkedip, berkedipWho cares when someone's time runs out?Siapa yang peduli kapan waktu seseorang habis?If a moment is all we areBila sesaat itulah kita


We're quicker, quickerKita lebih cepat, lebih cepatWho cares if one more light goes out?Sipa yang peduli bila satu dari banyak cahaya redup?Well I doAku yang peduli



The reminders, pull the floor from your feetMengingatkan, sentakan lantai dari kakimuIn the kitchen, one more chair than you need, ohDi dapur, satu kursi lagi dari yang kau butuhkan, ohAnd you're angry, and you should be, it's not fairDan kau marah, dan seharusnya begitu, itu tak adilJust 'cause you can't see it, doesn't mean it, isn't thereHanya karena kau tak bisa melihatnya, bukan berarti, tidak ada


2. HALFWAY RIGHT


I scream at myself when there’s nobody else to fightAku berteriak pada diriku sendiri saat tak ada orang lain yang harus diperangiI don’t lose, I don’t win, if I’m wrong, then I’m halfway rightAku tak kalah, aku tak menang, bila aku salah, maka aku sudah setengah jalanUsed to get high with the dead end kidsPernah senang-senang dengan para pemuda tanpa masa depanAbandoned houses where the shadows liveRumah terbengkalai dimana bayang-bayang hidupI never been higher than I was that nightAku tak pernah sesenang itu dari malam ituI woke up driving my carAku terbangun mengendarai mobilkuI couldn’t see then what I see right nowAku tak bisa melihat apa yang aku  lihat sekarangThe road dissolving like an empty vowJalan melenyap seperti sumpah belakaCouldn’t remember where I’d been that nightTak ingat di mana aku malam ituI knew I took it too farAku tahu aku membawanya terlalu jauh

All you said to do was slow downYang kau katakan suruh pelankanI remember, now I rememberAku ingat, sekarang aku ingatAll you said to do was slow downYang kau katakan suruh pelankanBut I was already goneTapi aku sudah pergi



Told me "Kid, you’re going way to fastBilang padaku "Nak, kau melaju begitu cepatYou burn too bright, you know you’ll never last"Kau terbakar terlalu terang, kau tahu kau  tak akan pernah bertahan"It was bullshit then, I guess it makes sense nowDi kala itu omong kosong, aku rasa itu masuk akal sekarangI woke up driving my carAku terbangun mengendarai mobilkuSaid I'd lose you if I lost controlKatanya aku akan kehilanganmu bila aku kehilangan kendaliI just laughed because what do they know?Aku hanya tertawa sebab apa yang mereka tahu?Here I am, standing all aloneDi sinilah aku, berdiri sendirianBecause I took it too farKarena aku membawanya terlalu jauh



3. NOBODY CAN SAVE ME


I’m dancing with my demonsAku menari dengan ibliskuI’m hanging off the edgeAku tergantung di ujungStorm clouds gather beneath meAwan-awan badai berkumpul di bawahkuWaves break above my headGelombang di atas kepalakuHead-first hallucinationHalusinasi tak berpikir

I wanna fall wide awake nowAku ingin terjaga sekarangYou tell me it’s alrightKau bilang padaku itu baik-baik sajaTell me I’m forgiven, tonightKatakan padaku aku dimaafkan, malam ini  
But nobody can save me nowTapi tak ada yang bisa menyelamatkanku sekarangI’m holding up a lightKu pegangi cahayaI’m chasing up the darkness insideKu kejar kegelapan di dalam'Cause nobody can save me


Stared into this illusionMenatap ilusi iniFor answers yet to comeAkan jawaban yang belum terjawabI chose a false solutionAku memilih solusi yang salahBut nobody proved me wrongTapi tak ada yang menegaskan aku salahHead-first hallucinationHalusinasi tak berpikir




"Wah, seakan akan udah tahu ya dul Mas Chester nya!" 
 
 
Berikut video videonya :











by REKA IMAJI.










PART 2 DDA (Detik Darah Air Mata)



Di tengah perjalanan , Genta melihat sahabat sahabatnya sangat bersemangat walaupun telah mendakki cukup jauh.
Sebagai seorang pemimpin /Ketua di gengnya itu , Genta dituntut untuk selalu kuat apapun kondisinya , namun disisi lain Ia hanya seorang manusia yang lemah dan memiliki batas , ditambah lagi Genta mempunyai Kanker Otak stadium akhir yang bisa membunuhnya kapan saja , tetapi Ia tak pernah memberitahu tentang penyakitnya itu kepada sahabat sahabatnya dan selalu menutup-nutupinya dengan cara Ia selalu berlagak tegar dan kuat seperti orang sehat pada umumnya.
Di tengah perjalanan , tiba tiba Genta meneteskan air mata ketika sedang berjalan , Sonia yang melihatnya meneteskan air mata seketika terkejut dan langsung saja menghampiri Genta.
“Gen , em Genta , lo gak apa apa kan?” tanya Sonia dengan nada pelan dan perasaan takut.
Genta terkejut , buru buru Genta mencoba menutupi apa yang telah terjadi dengan pura pura matanya tersengat serangga.
“Ah , sial mata gue disengat serangga!” Ujar Genta mencoba menutupi matanya agar tak terlihat oleh Sonia bahwa sesungguhnya Ia sudah menangis dan bukan tersengat serangga.
“Eh iya , ada apa Son?” Ujar Genta mencoba menoleh ke arah Sonia sambil tetap berpura pura menyeka matanya.
“em , engga engga deh engga jadi Cuma manggil aja kok hehe” Jawab Sonia.
“Oh gitu , Ayo terus jalan , semangat ya! Jangan loyo hehe” Ujar Genta memberikan semangat.
“Huh hampir saja ketauan” Ujar Genta dalam hati.
Sesungguhnya Genta tiba tiba menangis bukan karna disengat serangga , tetapi Ia berfikir dan selalu bertanya-tanya “Apakah disini , di Gunung ini adalah tempat terakhir aku bisa melihat ke 7 sahabatku seperti apa yang telah di katakan oleh Dara?” , Pertanyaan itulah yang menghantui Genta selama Ia mendakki dan sekaligus membuatnya meneteskan air mata setelah mendengar Dara menanyakkan pertanyaan itu kepadanya.
Pendakkian pun berlanjut , mereka kini berada di ketinggian yang hampir sampai dengan puncak Gunung Pangrango , ke 7 sahabat itu sungguh sangat dimanjakkan penglihatannya karna disuguhi pemandangan yang sangat indah dan sejuk menyegarkan penat.
“Woaaaaaa guys liat deh” Ujar Raka kagum.
ke 6 sahabatnya melihat apa yang disaksikan Raka dan benar ternyata , sungguh amat indah pemandangan dileher Gunung Pangrango ini , mereka tidak sabar lagi ingin mencapai Puncaknya karna mereka yakin setibanya di puncak Gunung Pangrango, pemandangannya akan jauh lebih indah dari ini.
Setelah selesai menikmati pemandangan dari leher Gunung Pangrango mereka melanjutkan pendakkian , tak terasa pula waktu telah menunjukkan pukul 5 sore.
“Oke guys cukup , hari sudah mulai menjelang malam , sebaiknya kita buat tenda dan kita akan camping disini , besok baru kita ke puncaknya dan melihat keindahan yang sangat luar biasa” Ujar Genta memberi instruksi.
Ke 7 sahabat itu pun segera bekerja sama membuat tenda , walau sangat terlihat wajah lelah mereka semua , namun tak sedikitpun membuat mereka lemas.
Genta , Yasin , Raka dan Ikal membuat tenda , sedangkan Dara, Narumi dan Sonia membuat perapian.
tak lebih dari 1 jam , mereka telah bisa menyelesaikan tugasnya.
Sejenak mereka duduk dibawah langit dan membuat lingkaran menghangatkan tubuh di depan Api Unggun.
Cuaca mulai terasa dingin menusuk tulang, dan cahaya pun telah terganti oleh gelap malam.
“Bagaimana kondisi kalian semua setelah mendakki cukup jauh sampai ketempat kita duduk ini?” Tanya Genta sekaligus membuka topik pembicaraan.
“Gue sih ya cape , tapi gak nyesel kok walaupun kaki gue gempor , tetep bisa semangat karna gue yakin kita pasti bisa!” Ujar Raka.
“Iya , gue juga sama , semua lelah gue kebayar sama suguhan pemandangan yang amat luar biasa” Ujar Ikal.
“Kalo gue , segini mah gak kerasa , gue masih bisa tahan karna gue punya tekad kalo gue bisa berdiri tegar di puncak Gunung Gede dan Pangrango bersama kalian” Ujar Narumi.
“Sungguh sangat indah dan sangat membuat saya kagum melihat Ciptaan Allah yang sangat amat luar biasa , rasa lelah pun sungguh tak terasa karna rasa kagum terhadap ciptaanNYA ini , Allahuakbar” Ujar Yasin.
“Jujur , Gue orangnya rentan lelah , namun baru kali ini yang harusnya gue cape mendakki berkilo-kilo meter namun ini gak kerasa lelah sama sekali” Ujar Sonia.
“Gue kalo boleh jujur sih ya cape , tapi karna Gue iri melihat semangat kalian yang begitu tinggi , sosok sahabat sejati yang begitu kuat , jadi kalo Gue cape dan ngeluh rasanya Gue gak pantes buat jadi salah satu sahabat yang kuat seperti kalian” Ujar Dara.
“Bagi Gue , seberapa jauhpun itu jaraknya , seberapa lama pun itu waktunya , seberapa sulitpun rintangan yang menghadang , selama kita masih bersama dan yakin satu sama lain , kita pasti bisa menaklukannya dan satu hal yang perlu di encamkan , walaupun kelak kita akan berpisah , berjanjilah! Jangan pernah lupakan persahabatan ini dan ingat satu hal! Kalian akan abadi selamanya di hati ini sebagai sahabat yang paling sejati” Ujar Genta.
Sungguh sangat terasa keharmonisan persahabatan mereka setelah mereka mengutarakan isi hatinya tentang pendakkian ini. Api unggun yang berada di depan mereka seakan menjadi saksi eratnya tali persahabatan mereka.
Mereka mengenggam erat tangan satu sama lain dan berjanji satu sama lain.
Waktupun terus bergulir , malam menjadi semakin larut sungguh tak terasa sekian lama mereka mengobrol di hadapan api unggun dan merasakan sunyinya alam yang sungguh alami, mereka pun bergegas masuk tenda masing masing untuk istirahat karna esok hari mereka akan melanjutkan pendakkian.
Ketika teman temannya sedang sibuk mempersiapkan diri untuk tidur , Genta meng isyaratkan bahasa mulut kepada Dara , yaitu Genta mengucapkan Selamat Tidur dan Mimpi yg indah , semoga besok bisa sembuh , Genta sengaja tidak mengeluarkan suaranya karna Dia malu terhadap teman temannya jika ketahuan , Dara membalas dengan senyuman manja.
Ketika semuanya telah tertidur pulas , Genta masih saja tidak bisa untuk memejamkan matanya , Ia sangat khawatir dengan kondisi Dara , apalagi cuacanya sungguh dingin menusuk tulang , akhirnya Ia terus berdoa agar Dara bisa sembuh di esok hari yang cerah.

Keesokkan harinya di pagi yang sangat Dingin menusuk tulang , mereka terbangun.
“Hoaaaaa , pagi semuaa” Ujar Ikal dengan nada seadanya.
Genta memberikan instruksi untuk berkumpul dan membagi tugas.
Untuk para lelaki mengambil air di sungai , dan untuk para wanita membuat perapian untuk memasak.
Semuanya menjalankan tugasnya masing masing , para lelaki segera bersama sama berangkat meninggalkan tenda untuk mengambil air.
Ketika di perjalanan , wajah Genta begitu pucat dan terlihat lemas.
Yasin yang melihatnya mencoba bertanya , “Lo gak apa apa ta?muka lo pucet banget?” Ujar yasin.
Genta terkejut ketakutan ketika Yasin menanyakan hal itu kepada Genta , Genta tidak ingin penyakitnya diketahui oleh teman temannya.
“Hah ?! em gak kok! Gue gak apa apa hehe , ayo cari air , jangan loyo gitu ah!” Ujar Genta berusaha mengalihkan pembicaraan.
Yasin tersenyum bangga melihat ketuanya itu walaupun sedang pucat begitu tetap memberi semangat kepada anggota anggotanya.
Perjalanan berlanjut , walaupun lelah dan rasa haus terasa di tubuh anak anak remaja ini namun karna semangatnya yang tinggi akhirnya sungai yang mereka harapkan pun terlihat didepan mata.
Mereka sangat senang , dan langsung saja meminum air yang sangat jernih dan mengambil air yang banyak untuk persediaan.
Namun , ketika Genta mengambil air , Ia sangat kebingungan karna bayangannya tidak terlihat di air , Ia kebingungan  sekaligus merasa ketakutan.
“Genta! Udah yuk balik ke tenda anak anak cewe kasian tuh pada nunggu kayaknya” Ujar Ikal.
Genta membalas dengan senyuman yang menandakan “iya”.
Di perjalanan pulang , Genta masih merasa bingung mengapa bayangannya tak terlihat di air , wajahnya yang pucat pun sungguh terlihat pucat setelah kejadian itu.
Setibanya di tenda , Genta langsung saja meminjam kaca kepada Narumi untuk membuktikan apa bayangannya benar benar tidak ada.
“Eh eh mi , gue minjem kaca dong cepet cepet!” Ujar Genta kepada Narumi.
“Loh buat apa? Ih lo belok ta? Genit lo ! , biasanya juga lo kagak pernah ngaca ta , udeh deh ganteng kok ganteng!” Ujar Narumi.
“Em , Gue pinjem dulu bentar mi” Ujar Genta.
“Ah gak mau , buat apa dulu” Ujar Narumi.
“Buat liat jerawat Gue cepet mi!” Ujar Genta.
“Mana? Perasaan lo gak ada jerawatnya deh” Ujar Narumi.
“Ada, Kecil banget makanya Gue butuh kaca cepet mi” Ujar Genta.
“Iya iya nih ampun banget deh” Ujar Narumi.
Langsung saja Genta mengambil kaca yang diberikan oleh Narumi dan langsung menuju ke dalam tenda agar tidak ada satu orang pun yang curiga.
Narumi yang tidak yakin , segera menanyakannya kepada Ikal.
“Kal , si Genta kenapa sih? Kok tiba tiba minjem kaca sih ke Gue?” Ujar Narumi.
“Gak tau Mi , daritadi pagi kita ngambil air juga dia aneh banget” Ujar Ikal.
Tak ada seorangpun mengetahui kenapa Genta menjadi aneh.
Genta yang berada di dalam tenda sangat terkejut ketika ia tidak dapat melihat bayangannya sendiri di kaca itu , ia merasa ketakutan dan gemetar yang sangat hebat.
Namun Ia segera keluar dari tenda dengan wajah yang santai seakan tak terjadi apa apa.
“Nih mi kacanya , ternyata bukan jerawat hehe” Ujar Genta memberikan kaca tersebut kepada Narumi , Narumi membalasnya dengan senyuman sedikit ketakutan melihat sikap Genta yang menjadi aneh.
Namun ketika Genta memberikan kaca itu kepada Narumi , Dara datang dengan nafas yang terengah-engah karna habis mengambil kayu untuk membuat perapian, kaca yang secara tidak sengaja dihadapkan ke arah tubuh Dara tidak memperlihatkan bayangan Dara sama halnya dengan Genta.
Genta yang melihatnya langsung terkejut dan segera melemparkan kaca itu.
“Lo kenapa sih ta!” Bentak Narumi merespon sikap Genta yang aneh.
“Em engga engga mi , Gue em gue kebelet mi mau pipis!” Ujar Genta segera pergi.
Dara menghampiri Narumi dan menanyakan apa yang terjadi.
“Genta kenapa Mi?” ujar Dara.
“Gak tau tuh Ra , aneh banget sikap dia” Ujar Narumi menjelaskan apa yang terjadi.
Setelah mendengarnya , Dara sangat merasa kasian kepada Genta dan tak ingin terjadi apa apa terhadap Genta.
Genta pergi ke tempat sepi dan mencoba berfikir apa yang telah terjadi , mengapa bayangannya dan bayangan Dara tidak terlihat di kaca? , Sesungguhnya Ia pun tak ingin sesuatu terjadi terhadap Dara yang sangat Ia Cintai.
Setelah cukup lama Genta menyendiri , akhirnya Ia mencoba tenang dan kembali ke tenda.
Kini semua berkumpul untuk menikmati sarapan pagi yang dibuatkan special oleh Dara , Sonia , dan Narumi.
Ke 7 sahabat itu sangat menikmatinya makanan yang telah dihidangkan, walaupun sangat sederhana , namun jika dinikmati pada saat yang tepat dan bersama sama seperti ini rasanya makanan mahal sekalipun kalah nikmatnya dengan hidangan sederhana ini.
Ketika sedang menikmati sarapan masing masing , mata Genta tertuju pada wajah Dara yang sama sama sedang menikmati sarapan. Genta sangat bersyukur karna ia telah dipertemukan dengan sosok Dara yang menurutnya sangat sempurna dan ia sangat bersyukur sekali karna telah ditumbuhkan rasa cinta yang begitu besar dihatinya untuk Dara.
Setelah selesai menikmati sarapan dan membereskan tenda , mereka segera melanjutkan  pendakkian menuju puncak pangrango.
Ke 7 sahabat itu pun melangkah dengan hentakkan kaki yang bersemangat , lelah dan letih pun seakan tak terasa ataupun terlihat di wajah mereka.
Cukup lama dan cukup jauh mereka mendakki , akhirnya mereka sampai dipuncak pangrango pada pukul 3 sore.
Mereka sangat terpana pada pemandangan alam diatas puncak Gunung Pangrango ini , Ke 7 sahabat ini saling berpegangan tangan dan menyaksikan keindahan karya seni tuhan ini.
Air mata ke 7 sahabat ini pun tak dapat terbendung sehingga menetes jatuh diatas puncak Pangrango ini.
Mereka merasa sangat bangga karna lelah dan letih selama pendakkian terbayar dengan suguhan pemandangan alam yang sangat luar biasa ini.
“Guys , di tempat ini , di puncak Gunung Pangrango ini adalah saksi bisu ke 7 sahabat sejati pernah berdiri tegar di puncak ini,persahabatan ini akan abadi selamanya di hati ini,berjanjilah..berjanjilah!” Ujar Genta sambil meneteskan air mata.
sahabat sahabatnya yang lain ikut menangis , tak kuasa menahan keharuan yang sangat mendalam.
sungguh amat terasa eratnya tali persahabatan mereka.
mereka tiada hentinya memandangi dan menyaksikan secara detail keindahan alam yang sangat memukau ciptaaNYA ini.
Tiba tiba Genta mengambil sebuah botol di dalam tas nya, mengambil gunting dan memotong beberapa helai rambutnya dan memasukkannya ke dalam botol itu, sahabat sahabatnya yang lain mengikuti apa yang telah dilakukan oleh ketuanya itu.
“Guys,didalam botol ini terdapat beberapa helai rambut kita, botol ini akan terus berada disini selamanya” ujar Genta sambil menggali tanah dekat batu yang lumayan besar tertancap dan segera ia menguburnya.
Sahabat sahabatnya yang lain tersenyum dan lagi lagi meneteskan air mata.
Mereka kembali berpegangan tangan dan kembali menatap tegar menantang ke arah langit menyaksikan hasil karya tuhan yang sangat memukau ini.

Setelah mereka puas menetap di puncak pangrango , sekarang saatnya mereka melanjutkan pendakkian ke tempat tujuan terakhir yaitu Puncak Gunung Gede.
Setelah beberapa kilometer mereka menuruni puncak pangrango ke arah timur menuju puncak gunung gede , tiba tiba hujan lumayan lebat dan tiupan angin yang cukup kencang datang menghadang ke 7 sahabat ini.
“Genta gimana ini?!” teriak Narumi ketakutan.
“Kita mencari pohon besar dan meneduh ayo!” Sahut Genta.
Sahabatnya menuruti perintah Genta.
“Genta! Tuh sebelah sana ada pohon besar, ayo kita kesana!” Sahut Sonia.
Mereka semua berlari menuju pohon besar yang dimaksud.
“brr brr ,dingin banget ta!” Ujar Narumi menggigil kedinginan.
“Oke oke , kita semua kedinginan , kita tunggu sampai hujannya reda” Ujar Genta.
semua terdiam menunggu hujan yang tak kunjung reda malah sebaliknya hujannya semakin lebat.
Ke 7 sahabat ini terdiam menggigil dan tak bisa melakukan apa apa.
“Guys tenang guys , gue yakin kalian semua kuat! Gak akan kalah oleh rintangan ini!” Sahut Genta memberi semangat.
Beberapa lama mereka terdiam menggigil tiba tiba Sonia yang duduk disamping Dara tidak merasakan tubuh Dara menggigil, Sonia menengok ke arah Dara dan ternyata Dara pingsan.
“Ra , ra ra! Bangun ra! Ra!” Sahut Sonia mencoba memastikan.
“Genta! Dara pingsan!” sahut Sonia setelah mengetahui bahwa Dara pingsan.
“Hah?! Masyaallah! Dara , ra ! ra!” Teriak Genta merasa sedih dan segera melepaskan Jas hujan dan jaket yang dikenakkannya hingga Genta dalam busana yang hanya mengenakkan celana dan baju polos.



-To be continued-


by REKA IMAJI.








PART 1 DDA (Detik Darah Air Mata)





Hari ini adalah hari dimana Ujian Nasional atau yang akrab disebut UN telah berakhir , bunyi lonceng yang sangat menggemapun seakan menjadi sangsakala untuk berakhirnya sebuah kehidupan disekolah menengah akhir(SMA) ini.
Semua canda , tawa , duka tak akan bisa terulang lagi dan akan menjadi sebuah memori di hidup siswa dan siswi.

Dara , Raka , Genta , Ikal , Sonia , Narumi dan Yasin sangat bersedih karna hari ini adalah hari terakhir mereka bisa bercanda tawa dan merasakan kedamaian tempat yang bernama “kelas”.
Mereka bersahabat sejak mereka pertama kali duduk dibangku SMA , Mereka adalah sahabat yang penuh dengan cerita ,canda , tawa , duka , semua hal yang terukir indah di dalam memori mereka, maka tak heran jika mereka akan sangat merasa kehilangan jika mereka harus dipisahkan.

Ingin rasanya mereka terus bersama melawan kejamnya dunia namun sang waktu berkata lain , suka tidak suka mereka harus berpisah menempuh hidup yang baru , menjadi apa yang telah dicita citakan. Menyadari akan hal itu , Genta selaku Pemimpin di gengnya itu ingin mengajak teman temannya untuk mengukir sebuah sejarah , yaitu menaklukan 2 gunung sekaligus yaitu Gunung Gede dan Gunung Pangrango untuk mengukir sebuah memori terakhir yang sangat bersejarah dan bisa dikenang jika mereka telah berpisah kelak.
Teman teman yang lainnya setuju dan sangat ber antusias sekali mendengar hal itu , dan sebuah cerita bersejarah pun dimulai...

Setelah diberi waktu 2 minggu mempersiapkan segala hal yang dibutuhkan untuk mendaki gunung , akhirnya mereka selesai dengan menyisakan waktu 1 hari sebelum hari H. Mereka ber 7 menyempatkan diri untuk refreshing sebelum hari H dengan karaokean di sebuah mall , semuanya sangat bersemangat ingin menyambut hari esok untuk segera mendaki gunung dan menciptakan sejarah , kecuali Dara dan Genta.
Mereka berdua merasa aneh dengan perasaan mereka , seperti ada yang mengatakan bahwa mereka diperintahkan untuk membatalkan niat mendakinya itu ,namun karena melihat sahabat sahabat yang lainnya begitu antusias , jadi mereka berdua tidak terlalu menghiraukan perasaan tidak enak itu.

Malam itu mereka sangat bergembira sekali bisa berkaraokean bersama, namun ketika Dara ingin mengambil segelas minuman tiba tiba “krrrrreeek” gelas itu retak membentuk sebuah simbol “X”. beruntung teman temannya yang lain tidak melihat kejadian itu , Dara sengaja tidak memberitahu teman temannya karna Dara tidak ingin merusak suasana. Dara tidak ingin berfikiran lebih jauh dengan apa yang telah dilihatnya itu , alhasil dia tidak menghiraukannya dan menganggap biasa saja. Suasana kembali meriah dengan penampilan suara dari Narumi dan Ikal , mereka semua sangat terhibur sekali. Narumi dan Ikal sangat humoris , jadi tak ayal jika teman temannya selalu tertawa terbahak bahak melihat tingkah laku kedua anak manusia ini. Ketika semua selesai dengan penampilan karaoke nya , kini tinggal Genta dan Dara yang belum menunjukkan penampilannya. Genta dan Dara tidak mau kalah dari teman temannya , mereka pun ingin menunjukkan penampilan yang luar biasa. Namun , ketika mereka berdua sedang asyik karaoke menyanyikan lagu dari band ternama,tiba tiba lampu diruangan itu meledak.
Semua menjerit ketakutan , semua bertanya tanya ada apa ini ?!

 “Genta , ada apa ini?!” sahut Narumi bertanya dengan nada ketakutan. “Oh , tenang aja mi , mungkin gangguan dari arus listriknya” sahut Genta mencoba menenangkan suasana.

Setelah kejadian itu akhirnya mereka semua memutuskan untuk pulang kerumah masing masing untuk beristirahat menyiapkan tenaga menyambut hari esok yang menjadi hari yang ditunggu tunggu. Tak ada perasaan ganjil yang terasa di benak semua ketujuh sahabat itu , terkecuali Dara. Ia merasa aneh dan ganjil akan kejadian itu , apa yang dimaksudkan? Siapa yg melakukan ?dan mengapa? Karna pertanyaan pertanyaan itu sering muncul , alhasil semalam suntuk Ia memikirkannya dan mencoba memecahkannya sendiri tanpa meminta bantuan teman temannya dan tidak memikirkan hari esok yang menuntutnya harus bangun pagi pagi buta.

Keesokkan hari nya dimana hari besar yg telah lama ditunggu tunggu oleh ketujuh sahabat itupun segera disambut gembira.
Semua berkumpul di Terminal tepat jam 6 pagi, satu per satu mereka datang, ketika dikumpulkan oleh genta , terlihat hanya ada 6 orang, berarti 1 orang sahabat mereka belum datang , dan Dia adalah Dara.
Mereka ber 6 kebingungan , kemana dara? Tak seperti biasanya dia terlambat , biasanya dia yang paling disiplin , tapi mengapa sekarang? Ada apa dengan dia ? hanya pertanyaan itu yang muncul dibenak ke 6 sahabat ini. Setelah menunggu kurang lebih setengah jam , akhirnya Dara pun muncul dengan tampang pucat dan tergesa-gesa. “Sorry sorry guys , semalem gue kecapean jadi gue bangunnya telat hehe” sahut Dara meminta maaf kepada teman-temannya. “iye iye udah yuk berangkat ,udah hampir mau jam 7 nih busnya keburu berangkat” jawab Raka tak menghiraukan keterlambatan Dara. Akhirnya mereka ber 7 berangkat dengan menggunakan bus , Narumi memilih bangku dengan Ikal , Sonia memilih bangku dengan Yasin , Genta dengan Dara , dan Raka dengan seorang kakek.
Bus pun berjalan meninggalkan terminal , terlihat wajah wajah berseri dan antusias dari ke tujuh anak anak ini termasuk penumpang penumpang lainnya. Di tengah perjalanan , Dara melamun melihat pemandangan sambil menyenderkan kepalanya ke kaca.

“Kamu gak kenapa napa kan Ra?” Tanya Genta kepada Dara.

“hah? Oh engga kenapa napa kok Ta hehe” jawab Dara sedikit kaget.

“Kalo ada apa apa bilang aja ya jangan sungkan sungkan” Sahut Genta mempedulikan Dara.

Dara membalas dengan senyuman kepada Genta.

Genta memperhatikan wajah Dara yang begitu pucat dan seperti merasa ketakutan , Genta curiga dan mencoba mencari tahu ada apa dengan Dara.
Ketika sedang menikmati perjalanan tiba-tiba turun hujan yang sangat lebat di selingi dengan petir yang menyambar-nyambar dan selang beberapa menit berlalu akhirnya ke 7 sahabat itu pun tertidur kecuali Genta yang tetap terjaga.
Genta melihat ke arah 6 sahabatnya itu dan terlihat lelap sekali sahabat-sahabatnya itu tertidur , Genta tersenyum bangga karna mempunyai sahabat seperti mereka. Ia melirik ke arah Dara disampingnya terlihat begitu lelap dan tampak sekali wajahnya yang cantik menyimpan rasa lelah yang membuatnya sampai tertidur lelap. Genta tersenyum melihatnya dan tiba tiba Dara menyandarkan kepala ke bahu Genta. Genta tersipu malu , ingin rasanya membangunkan Dara namun Genta tak mau menganggu tidurnya itu. Dari sejak pertama kali bertemu Dara , Genta memang sudah menyimpan rasa namun karna Genta malu untuk menyatakannya , akhirnya hingga detik ini perasaan itu masih tetap Ia simpan.
Namun Genta terkejut ketika merasakan kepala Dara menyentuh bahunya , suhu tubuh dara sangat panas sekali , lalu Genta mencoba memastikan dengan memegang kening Dara dan ternyata memang benar , suhu tubuh Dara sangat panas, Genta merasa sangat khawatir , alhasil Ia membuka jaketnya dan memakaikannya untuk menutupi tubuh Dara.
Memang sangat disayangkan , udara di dalam bus sangatlah dingin walaupun AC telah dimatikan oleh Genta ,mungkin dikarnakan hujan yang sangat lebat dan ditambah posisi mereka sekarang yang telah memasuki daerah pegunungan.
Genta sangat berharap kondisi Dara akan segera membaik. Setelah memakan waktu kurang lebih 2 jam karna macet, mereka tiba di Pos tempat/gerbang pendakian.

“Hoaaaaa , akhirnya sampe juga kita yihaaaaaaa!” teriak gembira Raka.

“yeah! Petualangan segera dimulai” tambah Ikal dan Narumi.

“Genta , mungkin lebih baik kita istirahat dulu” sahut Sonia.

“Iya ta , kasian juga tuh Si Dara mukanya pucet gitu” Tambah Yasin.

Genta melirik ke arah Dara , Dara membalasnya dengan senyuman.

“Oke oke , kita istirahat untuk beberapa menit , jangan lupa semuanya cek kembali barang bawaan , jangan sampe ada yang tertinggal , isi tenaga kalian dengan makan makanan secukupnya jangan kebanyakan , oke istirahat 30 menit , dan tepat pukul 10.00 kita langsung mulai pendakkian kita” Ujar Genta. Semuanya mulai beristirahat dan mengikuti instruksi dari Genta.

“Em , Genta , aku bawa Roti isi , mau?” Tanya Dara.

“wah , boleh tuh dicoba , minta satu ya ra” Ujar Genta.

Dara begitu senang melihat Genta yang lahap sekali menikmati Roti isinya.

“Gimana ta, enak?” tanya Dara.

“oh jelas sekali sangat enak Ra , tapi kamu sendiri kok gak makan?” tanya Genta.

“hehe aku liat kamu makan aja udah kenyang ,abis lahap banget” ujar Dara tersenyum kecil.

“abisnya enak banget rotinya , ayo kamu sendiri mesti nyobain” ujar Genta sambil menyuapi Dara.

“nah gimana , enak kan?” tanya Genta. “ah rasanya netral ta , atau mungkin lidah aku yang gak konek ya?” ujar Dara.

“hmm , kamu sedang sakit Ra, jadi wajar jika lidah kamu kurang berfungsi maksimal , kamu sudah minum obat?” tanya Genta.

“sakit? Siapa yang sakit ? aku gak sakit kok Ta!” Ujar Dara membantah.

“alah sudah kamu gak usah ngelak , nih aku punya obat , ayo diminum dulu” ujar Genta sambil memberikan obat kepada Dara.
Dara menatap mata Genta untuk beberapa detik , lalu...

“Hey , kok malah ngeliatin aku sih? Ayo minum dulu Ra” ujar Genta.
Dara tersenyum dan melakukan apa yang diperintah oleh Genta.

“Nah gitu, cepet sembuh ya Ra” ujar Genta. “iya Ta , makasih banyak ya” ujar Dara tersenyum kepada genta. Genta tersenyum sambil mengelus kening Dara.

“Nah giliran kamu abisin roti isi aku!” ujar Dara menyodorkan Roti isinya ke mulut Genta.

“i i i iya deh sini” ujar Genta membuka mulutnya. Ikal dan Narumi yang melihat kemesraan Dara dan Genta mencoba mencemo’oh mereka.

“cieeeee cieeeee! Mau dooooong disuapin” sahut Ikal dan Narumi.

Genta dan Dara menjadi salah tingkah.

“Hey apaan sih kalian!” sahut Dara.

30 menit waktu istirahat telah berlalu..

“Ayo guys, siap siap kita mulai mengukir sejarah!, cek kembali barang barang jangan sampe ada yang ketinggalan , ingat! Karna cuaca disana dingin , jadi diwajibkan untuk mengenakkan jaket” ujar Genta memberi Instruksi.
Petualangan bersejarah pun dimulai , mereka sangat senang dan antusias sekali. Dengan disuguhi pemandangan sekitar gunung yang eksotis , mereka telah bisa menghilangkan penat yang selama ini menghantui hidup mereka.

“Semuanya hati hati! Tracknya licin karna abis diguyur hujan ,jaga omongan jangan sampe ngomong sompral karna ini bukan rumah kita , ini adalah alam , jadi apapun bisa terjadi disini” Ujar Genta memberikan instruksi kepada sahabat sahabatnya.

“Oke bosss!” Sahut Narumi dan Ikal.

Mereka terus berjalan hingga tak terasa hawa mulai terasa sangat dingin karna mereka telah mencapai ketinggian yang cukup tinggi setelah lama mereka mendaki.

Wajah Dara yang dari awal memang sudah pucat setelah mencapai ketinggian yang cukup tinggi , sungguh sangat pucat terlihat di raut wajahnya.

Tak terasa waktu telah menunjukkan pukul 3 sore.

“Oke Guys! Kita istirahat di tempat ini untuk beberapa menit , isi tenaga kalian , yang mau sholat silahkan sholat ashar karna waktu menunjukkan sudah saatnya adzan ashar” Ujar Genta kepada teman temannya.

Ke 7 sahabat itu pun akhirnya menuruti apa yang di instruksikan oleh Genta.

Genta menghampiri Dara yang raut wajahnya terlihat nampak kelelahan dan sangat pucat.

“kamu gak kenapa napa kan Ra?” Tanya Genta.
Dara membalas dengan senyuman yang menandakan bahwa Ia baik baik saja.

“Yakin kamu kuat? Kalo gak kuat gak usah dipaksain ya Ra” Ujar Genta.

“tenang aja pak ketua , aku baik baik aja kok hehe” Jawab Dara.
Genta tersenyum dan mengelus kening Dara dan coba untuk duduk disamping Dara.

Keadaan hening beberapa saat dan tiba tiba... Dara meneteskan air mata yang begitu deras dan membuat Genta terkejut.

“Astagfirullah , kamu kenapa Ra?” Tanya Genta terkejut melihat Dara menangis sambil mencoba menghapus air mata Dara dengan sapu tangannya.

“hhks hhks , jika tempat ini , gunung ini adalah tempat terakhir aku melihat kalian , apa yang akan kamu lakukan selaku ketua/pemimpin di geng ini Ta?” Tanya Dara kepada Genta.

“Sssst! Kamu kecapean Ra! Omongan kamu itu ngelantur! , nih minum obat dulu ya”
Bantah Genta sambil memberikan obat kepada Dara.

Dara nampak kecewa karna pertanyaanya dibantah oleh Genta. Dara meminum obat yang telah diberikan oleh Genta. Genta tak habis fikir mengapa Dara bisa berfikiran seperti itu .

Genta memperhatikan Dara yang sedang meminum obat , sangat terlihat raut wajah Dara yang sangat ketakutan. Ada apa dengan Dara? Apa yang membuatnya menjadi ketakutan seperti ini ? Genta sangat merasa khawatir sekaligus kebingungan..

Waktu istirahat pun tak terasa telah habis , sekarang waktunya mereka untuk melanjutkan pendakkian mereka.

“Oke guys , waktu istirahat telah habis , siap untuk kembali mengukir sejarah?” ujar Genta kepada teman temannya. “Siaaaaaap!!!” jawab serentak ke 6 sahabatnya itu , namun Dara terlihat seperti tidak yakin bahwa dirinya siap seperti sahabat sahabatnya yang lain. Ke 7 sahabat itu pun akhirnya melanjutkan pendakkian mereka.


 -To be continued- 



 by REKA IMAJI.







FINAL PART NOVEL SERIES TERSE (THERE'S AUTUMN WHEN THE STORM ENDS)




“Aku benci kamu! Aku akan pergi untuk selamanya jika itu membuatmu bahagia!” Teriak seorang wanita di kesunyian malam. Teriakkan itu membuatku penasaran dan ingin melihat ada apa dan siapakah gerangan.
Terlihat seorang wanita yang sepertinya ingin mengakhiri hidupnya sama halnya denganku. Penampilannya sangatlah berantakkan. Ia memundurkan langkahnya beberapa kaki dan bersiap siap untuk melompat dari atas jembatan.
Ia sepertinya tak menghiraukan keberadaanku. Dengan sigap aku langsung berlari dan memegang tangannya.
“Tunggu!” Ujarku.
Dia menoleh dengan tatapan tajam.
“Lepaskan aku!” Ujar wanita itu berontak.
“Apa yang akan kau lakukan?! , bunuh diri tidak akan menyelesaikan segalanya , malah akan memperburuk keadaan!” Ujarku kepada wanita itu.
Tiba tiba wanita menghentikkan pemberontakkannya seraya air mata yang terjatuh menetes di pipi indahnya.
“Tenanglah , ada apa sebenarnya?” Ujarku mencoba bertanya.
“Tak ada gunanya lagi aku hidup ! percuma! Pria yang selama ini mencintaiku , kini telah menikah dengan wanita lain karna perjodohan dari orang tuanya”Ujar wanita itu menjelaskan.
Aku tertegun , ternyata permasalahannya sama halnya denganku.
“Tenang tenang , aku tau ini adalah hal yang tidak mudah bagimu , sama halnya denganku” Ujarku
“Sama halnya denganmu? Apa maksud perkataanmu?” Ujar wanita itu dengan  wajah heran.
“Ya , aku tau adalah hal yang berat jika harus dipisahkan karna perjodohan , aku mengalami hal yang sama denganmu! Jika tidak , untuk apa malam malam begini aku berdiri di tempat ini? Aku pun berniat untuk mengakhiri hidupku sama halnya denganmu , namun entah mengapa rasanya aku seperti orang tolol jika harus melakukan hal bodoh itu” Ujarku.
“Perasaanmu tak se sensitif aku! Dengan mudahnya kau bilang seperti itu ! jujur aku tak akan pernah rela melepaskan pria yang telah 6 tahun mencintaiku” Ujar wanita itu.
“Kau bisa berkata seperti itu karna kau berfikir hanya menggunakan perasaanmu! Cobalah berfikir menggunakan logikamu!” Ujarku.
“Lihatlah dirimu , bung! Maksudku , siapa dirimu?! Orang asing yang sok pintar menceramahiku?!” Ujar wanita itu melepaskan tangannya dari genggamanku dan beranjak pergi.
“Kau bisa berkata seperti itu karna belum menemukan lelaki yang benar benar menjadi jodohmu ! suatu hari nanti , kau akan menemukan yang lebih baik dari dia , hidupmu lebih berharga! Ingatlah! Lebih berharga dari apapun!” Sahutku.
Wanita itu tetap meneruskan langkahnya dan berpura pura tidak mendengarku , namun aku yakin dia pasti mendengarnya.
Niatku untuk mengakhiri hidup seketika hilang karna wanita itu. Aku memutuskan untuk pulang dan beristirahat. Ku rebahkan ragaku di kasur yang sangat empuk bagiku , pikiranku pun terbang melayang memikirkan wanita itu hingga aku tertidur.
Keesokkan harinya , aku memulai aktivitasku dengan membaca buku dan berniat untuk melupakan patah hatiku. Aku beranjak menuju ke tempat novel kesukaanku , aku sangat menikmati kata kata yang tertulis dalam novel itu , telingaku seakan tertutup tak perduli dengan apa yang terjadi di sekitarku , aku hanya fokus menikmati novel itu. Beberapa menit kemudian aku merasa bosan dengan novel yang kubaca , dan kuputuskan untuk membaca novel yang lainnya.
Aku tertarik dengan novel yang kulihat di pojok sudut bagian rak buku , terlihat hanya ada satu novel , aku pun segera melangkahkan kaki ku untuk membaca novel itu. Ketika tanganku akan mengambil novel itu , tiba tiba terlihat tangan lembut yang berniat mengambil buku yang sama.
“Maaf , mau baca buku ini juga?” Ujarku.
“Iya” Ujar terdengar suara wanita.
Aku menoleh ke arah wajah wanita tersebut dan ternyata wanita itu adalah wanita yang semalam berniat mengakhiri hidupnya.
“Loh kamu kan yang semalam?” Ujarku tertegun.
“Kamu?!” Ujar wanita itu.
“Lagi ngapain disini?” Ujarku membuka topik pembicaraan.
Ia tak merespon pertanyaanku dan beranjak pergi meninggalkanku seperti orang yang ketakutan.
“Tunggu , tunggu! Hey!” Sahutku , namun ia tetap tetap saja tidak mendengarkan dan terus meneruskan langkah kakinya.
Mungkin Dia masih marah atas kejadian semalam , padahal kan aku hanya memberikan nasehat untuknya , namun mengapa ia harus marah? Bukankah sama halnya dengan  aku menyelamatkan hidupnya? , pikirku.
Aku memutuskan untuk pergi mencari makan , karna perutku terasa lapar.
Ketika aku sedang menikmati makanan di sebuah restoran , aku melihat pasangan yang sedang asyik menyuapi satu sama lain, seketika pikiranku terbayang pada sosok Dinda yang selalu bertingkah mesra dihadapanku , oh sungguh aku sangat merindukannya.
Hari sudah hampir gelap , saatnya aku pulang untuk beristirahat , ku rebahkan ragaku dan lagi lagi aku terbayang wanita misterius itu , siapa dia? Ah mungkin hanya kebetulan saja aku berjumpa dengannya , pikirku.
Seminggu berlalu , aku mulai bisa melupakan Dinda sedikit demi sedikit. Aku mendapat pekerjaan menjadi penjaga toko di sebuah toko baju di kotaku.
Aku bekerja dengan sungguh sungguh berharap bisa melupakan patah hatiku.
Ketika aku sedang mengecek stock baju , terlihat seorang wanita yang posisinya membelakangiku sedang kebingungan mencari sesuatu , akupun segera menghampirinya.
“Selamat siang , ada yang bisa saya bantu?” Ujarku dengan ramah.
“Oh ini mas , saya mencari cardigan merah yang kemarin saya lihat disini , tapi kok gak ada ya mas?” Ujar wanita itu tidak menoleh ke arahku sama sekali dan tetap mencari cari cardigan yang dimaksud.
“Nah , yang ini bukan mbak?” ujarku.
Wanita itu pun menoleh ke arahku.
“Kamu?!” Ujar wanita itu tertegun.
“Kamu?!” Ujarku ikut tertegun.
Wanita itu pun seketika beranjak dengan cepat meninggalkanku. Terlihat sapu tangannya terjatuh tanpa ia sadari.
“Hey , hey , tunggu!!” Sahutku mencoba mengejar , namun langkahnya terlalu cepat sehingga tak bisa untuk mengembalikkan sapu tangannya. Ku lihat sapu tangannya berwarna merah , dan terlihat ada sebuah nama bertuliskan “Senja Rahma Andini”.
Mungkin itulah nama dari wanita misterius itu , gumamku.
Hari menjelang petang , waktunya pulang dan beristirahat. Setelah dikamar , aku berfikir bagaimana cara mengembalikkan sapu tangan ini?  Akankah kita berjumpa kembali? Jika memang jodoh mungkin kita akan dipertemukan kembali , pikirku.
Sebulan berlalu , dan aku mendapat kabar bahwa Dinda akan segera melangsungkan pernikahan , senang rasanya namun akupun tak bisa munafik bahwa aku tak bisa begitu saja merelakan wanita yang telah lama ku cintai menikah dengan pria lain. Apa daya? Jika takdir berkata lain aku hanya bisa terima walaupun terasa sangat perih.
Aku berniat liburan mengunjungi ayah kandungku ke kota yang cukup jauh dengan kotaku , aku mengambil cuti 2 hari berharap bisa me refresh otakku dari kegalauan. Aku pamit kepada nenekku dan segera menuju terminal, karna waktu telah menunjukkan pukul 02.00 siang , jika sampai jam 03.00 sore , aku akan kehabisan bus ke kota ayah kandungku. Setelah sampai terminal , aku berlari mencari bus yang di maksud.
“Mas , bus menuju kota karawang masih ada?” Ujarku bertanya kepada kondektur bus.
“Oh itu di depan mas , itu bus terakhir” Ujarnya.
“Terimakasih mas!” Ujarku.
Segera aku berlari menuju bus yang dimaksud , namun aku berlari terlalu cepat sehingga aku terjatuh karna menginjak lubang. Aku terdiam kesakitan , terlihat ada uluran sebuah tangan.
“Tidak apa apa mas? Hati hati mas kalo jalan” Ujar terdengar seorang wanita.
“Iya , makasih mbak” Ujarku menoleh ke arah wanita tersebut. Dan ternyata wanita itu adalah wanita misterius itu.
“Kamu lagi?!” Ujarku tertegun.
“Kamu?!” Ujar wanita misterius itu ikut tertegun.
Seperti biasa dia langsung beranjak pergi meninggalkanku , namun dengan sigap aku memegang tangannya dan menghentikkan langkahnya.
“Tunggu!” Ujarku.
“Lepaskan tanganku!” Ujar wanita itu mencoba berontak.
“Hey tenanglah! Aku hanya ingin tahu mengapa kau selalu pergi ketika kau bertemu dengan ku? Apa salahku?” Ujarku.
Dia hanya terdiam dan tidak berontak lagi.
“Senja Rahma Andini” Ujarku.
“Darimana kau tahu namaku?!” Ujar wanita itu terkejut.
“Nih , ini milikmu” Ujarku memberikan sapu tangan merah miliknya.
“Sapu tangan kesayanganku!” Ujar wanita itu segera mengambilnya dari tanganku.
“Sapu tanganmu terjatuh ketika kau berada di toko baju bulan lalu” Ujarku menjelaskan.
“Terimakasih” Ujar Senja.
“Lalu , mengapa kau begitu membenciku?” Ujarku bertanya.
“Tidak apa apa , aku hanya tidak suka diceramahi” Ujar Senja.
“Oh begitu , yasudah aku minta maaf jika aku salah” Ujarku.
“Iya tak apa apa , lagian sudah berlalu ini kok” Ujar Senja.
Aku membalasnya dengan senyuman.
“Lalu mengapa kau berada disini?” Ujarku bertanya.
“Aku berniat akan pergi ke rumah sahabat karibku di karawang” Ujar Senja.
“Kebetulan sekali , aku pun akan pergi ke kota yang sama denganmu , mengapa tak bersama sama saja?” Ujarku.
“Yasudah ayo” Ujarnya.
Namun sayang sekali , bus terakhir yang menuju ke kota karawang telah berangkat meninggalkan Aku dan Senja. Akhirnya kita memutuskan untuk pergi makan ke sebuah mall dan melanjutkan perbincangan.
Tak butuh waktu lama , aku dan Senja pun bisa akrab. Namun karna hari sudah malam , akhirnya kita memutuskan untuk pulang dan beristirahat.
Ku rebahkan ragaku di kasurku , entah mengapa aku selalu terbayang waja Senja , dan tersenyum karnanya. Lamunanku buyar terganggu oleh getar dari handphoneku. Ku lihat , ternyata Senja mengirim pesan teks kepadaku , sungguh sangat senang rasanya terpancar dari wajahku.
Semakin hari , semakin dekat hubunganku dengan Senja , ternyata Dia orangnya menyenangkan , sangat menyenangkan. Patah hatiku pun perlahan mulai tertutupi oleh kehadiran Senja. Dikala aku sedang galau memikirkan Dinda , entah mengapa Senja selalu hadir dengan tiba tiba dan membuatku tersenyum.
Sebulan berlalu , hari ini adalah hari dimana Dinda akan melangsungkan pernikahan. Aku galau dan berniat untuk menyendiri ke sebuah Danau. Aku duduk di tepian danau , aku mengambil beberapa batu kecil dan melemparnya ke danau.
Tiba tiba , terdengar suara wanita.
“Lemparlah lebih jauh lagi jika kau benar benar kesal!” Ujar suara wanita tepat dibelakangku.
Aku terkejut dan segera menoleh kebelakang dan ternyata wanita itu adalah Senja.
“Aku tau ini sangat berat bagimu” Ujar Senja.
“Bagaimana kau bisa tahu aku berada disini?” Ujarku heran.
“Aku sudah tahu semuanya dari Nenekmu” Ujar Senja.
“Kau tak tau apa yang terjadi , dan kau tak tau seberapa sakit patah hati yang aku alami!” Ujarku.
“Kau bisa berkata seperti itu karna kau belum menemukan penggantinya , kau belum menemukan kebahagiaanmu” Ujar Senja.
Aku terdiam membisu oleh ucapannya.
“Jika kau benar benar mencintainya , relakan dia bahagia dengan pria lain , ketahuilah ,gas!  Aku pun seperti itu , ditinggal pergi oleh seseorang yang sangat aku cintai,Dia sekarang telah menikah dengan wanita lain , apa kau fikir aku tidak merasa patah hati yang mendalam?” Ujar Senja.
Aku terkejut dengar ceritanya , sungguh sangat tersiksa hati jika aku sepertinya.
“Pergilah! Cari kebahagiaanmu , kehidupanmu jauh lebih berharga dari apapun!” Ujarnya.
Seketika aku menjadi termotivasi sekali oleh kata kata yang dilontarkannya.
“Terimakasih , Senja” Ujarku.
Senja membalasnya dengan senyuman indah tersimpul di bibirnya. Sungguh Senja adalah pelita di gelapnya kehidupanku yang tercipta oleh Dinda.
Keesokkan harinya , aku mendapat kabar dari orang tua senja bahwa minggu depan adalah hari ulang tahun Senja. Aku sangat berantusias sekali ingin memberikan sesuatu yang istimewa di hari ulang tahunnya itu.
Aku berniat untuk membuatkan lukisan wajah Senja yang berukuran 1,5 meter , berharap akan berkesan untuk Senja.
Aku menghabiskan 4 hari untuk membuat lukisan itu , dan tersisa 3 hari lagi menuju hari ulang tahun Senja. Terbesit untuk menyatakan perasaanku yang mulai tumbuh kepada Senja , namun aku merasa sangat malu untuk mengungkapkannya.

2 hari berlalu , akupun telah siap memberikan kejutan kepada Senja dengan menyisakan waktu 1 hari untuk mengumpulkan mental/nyali karna aku berniat untuk menyatakan perasaanku kepada Senja.
Hari yang dinanti nanti pun telah tiba. Aku berdoa semoga dihari ini akan menjadi hari yang berkesan untuk Senja selaku yang berulang tahun.
Seperti biasa , Nenekpun ikut membantu dalam hal fashion. Beliau yang mendandaniku habis habisan. Aku sangat berterimakasih kepada nenekku. Tak lupa juga aku meminta restu agar hari ini berjalan dengan lancar. Aku menoleh ke arah jam tanganku , terlihat waktu menunjukkan pukul 3 Sore , saatnya telah tiba , gumamku. Aku pamit berangkat menggunakan angkutan umum. Selama di dalam angkutan umum aku lihat cuaca nampak mendung seperti akan turun hujan lebat , namun tak sedikitpun mengurungkan niatku.
Setengah jam berlalu, akhirnya aku telah sampai di depan rumah Senja yang sederhana. Terdengar ramai di dalam rumah itu , mungkin teman-teman Senja ikut meramaikan acara ulang tahun Senja. Aku duduk di sebuah warung menunggu teman teman senja selesai karna aku tak ingin mengacaukan kejutan dari teman temannya. Setelah menunggu kurang lebih 1 jam , hujan lebat tiba-tiba turun disertai suara petir yang menyambar. Aku panik karna aku membawa lukisan dan tak ingin lukisan itu basah terkena air hujan.
Akhirnya teman teman senja telah selesai dan mereka pamit pulang. Aku bersiap siap untuk masuk dan tiba tiba kulihat salah satu teman Senja berdiri berhadapan dengan Senja , lelaki itu terlihat berbincang-bincang serius dengan Senja.
Seketika hatiku hancur ketika melihat lelaki itu menggenggam lengan Senja.
Aku berlari secepat mungkin meninggalkan tontonan yang menyiksa batinku itu dengan rasa sakit di hati ini. Lukisan untuk Senja basah kuyup. Hujan membasahi tubuhku sekaligus menghapus air mataku. Aku seakan tak percaya dengan apa yang aku lihat , aku juga tak tau kemana kaki ini akan membawaku. Sampai ketika kakiku berhenti di Jembatan dimana tempat itu adalah tempatku pertama kali bertemu dengan Senja. Tempat ini mengingatkanku akan kelakuan tolol ku yang ingin mengakhiri hidupku. Haruskah aku mencoba mengakhiri hidupku lagi agar rasa sakit ini hilang dan aku bisa tenang ?! pikirku.
Aku terdiam menatap jurang yang curah tepat dibawah jembatan itu. Sungguh tuhan sangat tidak adil , tak bisakah aku merasakan kebahagiaanku?! Mengapa engkau selalu memberikan cobaan yang sangat menyiksa batinku ini?.
Aku tetap terdiam terpaku menatap jurang yang curah seraya air hujan yang terus mengguyurku. Tak ada kendaraan yang lalu lalang , tak ada seorang pun yang kulihat , hanya rasa sakit dan rintikkan hujan yang setia menemaniku.
“AKU MENCINTAIMU ,SENJA!!!! , KAU YANG BERHASIL MERUBAHKU! KAU YANG MENYELAMATKAN HIDUPKU! KAU YANG MEMBUATKU BISA UNTUK MERELAKAN DINDA ! AKU MENCINTAI MU SENJA!!, TAPI MENGAPA KAU SENDIRI YANG MENYAKITI KU?! MENGAPA?!!! ” aku berteriak seraya suara petir yang menyambar.
“AKU JUGA MENCINTAIMU ,PUTRA BAGAS MUHAMMAD!” Teriak seorang wanita.
Aku pun segera menoleh ke arah sumber suara yang tepat berada dibelakangku , dan ternyata wanita itu adalah Senja.
“TIDAK! KAU TIDAK MENCINTAIKU ,SENJA! KAU HANYA MEMPERMAINKAN PERASAANKU! MEMBUATKU BERHARAP AKAN CINTAMU! TAPI NYATANYA KAU MALAH MENCINTAI LELAKI LAIN!” Ujarku.
“TIDAK , PUTRA! KAU TIDAK TAU YANG SEBENARNYA! AKU TIDAK MENCINTAI LELAKI ITU! AKU MENOLAK CINTANYA KARNA AKU HANYA INGIN MENCINTAI 1 LELAKI , YAITU KAU , PUTRA!” Ujar Senja.
Aku terkejut mendengar penjelasannya , namun aku berlari meninggalkan Senja.
“PUTRA! PUTRA! TUNGGU!! AKU MENCINTAIMU,PUTRA!” Teriak Senja dengan desak tangis dan air mata yang mengalir deras membasahi pipinya yang membuatnya tertekuk jatuh.
Sekuat tenaga aku berlari meninggalkan Senja , Namun seketika langkahku terhenti oleh ingatanku saat pertama kali bertemu dengan Senja. Aku memutar arah langkahku , terlihat Senja duduk tertekuk dengan desak tangis yang menemaninya. Aku mengulurkan tanganku.
“Bukankah tempat ini adalah tempat dimana kita pertama kali berjumpa?” Ujarku.
Senja terkejut dan menoleh ke arah uluran tanganku.
“Seharusnya aku tidak kekanak kanakkan , seharusnya aku bisa mengendalikkan egoku , bahwa sesungguh nya yang kulihat itu bukan seperti apa yang ku fikirkan , maafkan aku ,Senja” Ujarku.
Senja terdiam dan menatapku , kulihat air matanya mengalir.
“Mungkin kau bukanlah yang pertama , namun maukah kau menjadi yang terakhir dihidupku” Ujarku.
Senja meraih tanganku dan memeluk tubuhku dengan erat.
“Aku mencintaimu , putra!” Ujar Senja.
Ku kecup bibir manisnya dibawah rintik hujan yang turun sangat lebat.
Akhirnya aku menemukan pengganti Dinda , yaitu Senja Rahma Andini yang berhasil membuatku melupakan Dinda. Aku sungguh sangat mencintai Senja. Dan kini aku telah bisa merelakan kepergian Dinda bersama Lelaki lain.

Ini hanyalah masalah waktu dan kesabaran.
Seperti langit , setelah hujan terbitlah matahari , dan seperti musim , setelah musim gugur , terbitlah musim semi.

“There’s Autumn When The Storm Ends”

Terse Dot Com